Rabu, 20 Maret 2013

KOMODITAS BAWANG: Bawang Langka, Pemerintah Harus Segera Evaluasi Kinerja Kementerian


Oleh: MOHAMMAD SOFII - 17 March 2013 | 5:27 pm

MALANG — Dewan Pimpinan Nasional Relawan Perjuangan Demokrasi (DPN-Repdem) mendesak pemerintah untuk segera mengevaluasi kinerja kementeriannya terkait kelangkaan dan mahalnya harga bawang putih.

Ketua DPN Repdem Bidang Penggalangan Tani Sidik Suhada mengatakan jajaran kementerian yang harus segera dievaluasi terutama adalah Kementerian Pertanian, Kementerian Ekonomi dan Kementerian Perdagangan.

“Karena tinggi dan langkanya bawang di pasaran adalah bukti kegagalan kementerian tersebut,” kata Sidik dalam pernyataan sikapnya yang dikirim keBisnis, Minggu (17/3/2013).

Menurutnya beralasan untuk menambah pasokan dan menstabilkan harga, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian memastikan jika pemerintah harus segera mengimpor bawang putih.

Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, impor produk holtikultura yang sudah disetujui oleh Kementerian Pertanian, kuota impor bawang putih pada Semester I 2013 sebanyak 160.000 ton.

“Untuk tahap awal akan diimpor bawang putih sebanyak 64.410 ton. Dari jumlah tersebut sudah ada 16 perusahaan yang memperoleh surat persetujuan impor dengan jumlah 29.136 ton,” jelas dia.

Impor bawang putih itu akan dilakukan oleh 16 perusahaan dari 114 perusahaan importir yang sudah mengajukan ke kementerian perdagangan. Surat Pemberitahuan Impor (SPI) untuk 16 importir tersebut sudah ditandatangani 7 Maret lalu. Setelah itu SPI untuk 26 importir akan segera menyusul.

Namun lanjut dia diduga kuat ada permainan dan mafia perdagangan dibalik kasus tingginya harga bawang putih di pasaran. Para mafia itu lalu mengatur dan merekayasa kuota impor bawang putih.

“Dugaan kuat sial kartel itu terlihat dari Rekomendasi Produk Impor Hortikultura (RIPH) yang dikeluarkan pemerintah. Karena 50% kuota impor bawang putih itu dikuasai oleh sebuah asosiasi (kartel) yang terdiri dari 21 perusahaan,” ujarnya.

Selain itu kata dia praktek kartel juga bias dilihat secara sederhana dari adanya kenaikan harga secara mendadak. Praktek kartel semacam itu sebenarnya juga sudah sering terjadi di negeri ini.

Bahkan sebelum kasus tingginya harga bawang putih di pasaran, praktek kartel juga pernah terjadi pada kasus impor daging sapi. Dalam hal ini kartel berusaha mengendalikan produksi dan harga bawang yang dilakukan supaya memperoleh keuntungan yang tinggi.

“Akibat permainan kartel bawang putih ini masyarakat sangat dirugikan. Bahkan dalam 5 tahun terakhir inflasi yang terjadi pada Februari lalu adalah yang tertinggi disebabkan karena bawang putih,” papar dia. (snd)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar